Keliling Dunia bag: 1 "Negara-Negara yang termasuk ASEAN"

           Pernah nggak kalian keliling dunia? Kalo belum.. ikut aku yuukk... KITA KELILING DUNIA!!

1.Malaysia
Sebelum 1957

Orang Malaysia memakai tiga bahasa yang kemudian diakui sebagai bahasa mereka, yaitu bahasa Indonesia menjadi Melayu, bahasa Inggris menjadi Melayu, dan bahasa Arab menjadi bahasa Jawi

Sejarah Malaysia dimulai sejak jaman Homo Malingicus datang ke Selat Malaka. Mereka datang dengan kapal curian dari Cina, yang diberikan bendera Malaysia. Sampai di sana, mereka menemukan orang-orang berbicara bahasa yang unik, karena bahasa yang mereka pakai terlalu rumit, kemudian mereka membunuh orang-orang yang berbahasa itu, sekarang dikenal dengan bahasa Indonesia. Mereka hanya merubah sedikit bagian, seperti misalnya bahwa menjadi bahawa. Pada abad ke-14, Parameswara datang dengan membawa pasukannya. Paramesywara merasa marah ketika penduduk asli Malaysia ingin mengklaim bahasa Sanskerta sebagai bahasa mereka. Entah kenapa, Paramesywara berubah 360 derajat dan tidak membunuh orang disana. Kemungkinan disebabkan oleh kutukan bomoh disana.

Kemudian, seiring datangnya Eropa, banyaklah hal yang dipelajari Malaysia. Mereka sebenarnya ingin mengklaim bahwa bahasa Inggris adalah milik mereka. Tapi kemudian, karena case Harimau yang terkenal, mereka hanya mengambil sebagian dan memakainya di buku pelajaran Malaysia. [1]
[sunting]
31 Agustus 1957

Proklamasi Malaysia sebenarnya sudah direncanakan sejak tahun 1 Januari 1901, tapi sudah menjadi hari kemerdekaan Australia. Kemudian, Yang di-Perapa Tau merencanakannya pada tanggal 17 Agustus 1945 pada pukul 10:00:01, tapi mereka terlambat sekitar 1 detik dari proklamasi Republik Indonesia.[2] Akhirnya, karena masalah teknis ini, mereka undurkan lagi menjadi tanggal 10 November 1945. Pada tanggal ini, pemimpin mereka, Tun Bedur Aman telah mendekati corong radio. Saat itu, Malaysia sedang kosong dari pengawasan Inggris, karena orang Inggris sedang ke Surabaya untuk minum es degan, sekalian bunuhin orang. Tapi, dari hasil Walkie-Talkie dengan orang India[3], Inggris langsung bertindak cepat dan menghentikan aksi Malaysia. Inilah awal mula dari kisah permusuhan antara orang India dan Malaysia.

Kemudian, finally, Malaysia memperoleh kesempatan untuk memerdekakan dirinya. Tun Bedur Aman menangis tiada kira, bahkan permen lolipop kesayangannya diberikan ke puki-nya. Tun Bedur Aman membentuk komite persiapan kemerdekaan, katanya mereka, untuk meniru kesuksesan BPUPKI-nya Indonesia.[4] Soekarno sebenarnya sangat ingin bilang bahwa mereka itu asal embat, tapi karena Indonesia menganut sistem belas-kasih dan bebas-aktif, maka Indonesia dengan terpaksa memaafkan Malaysia, dengan syarat Indonesia boleh membalasnya 3 tahun lagi.

Malaysia menyiapkan segala sesuatunya yang berhubungan dengan kemerdekaan.[5] Pada saat sesi penyiapan lagu kebangsaan, lagu Terang Bulan dari Indonesia dipilih kemudian menjadi lagu kebangsaan Malaysia dengan irama dangdut. Tapi, kemudian Malaysia menculik ahli aransemen dari Perancis, Jean Garo NC sebagai pengaransemen lagu Terang Bulan menjadi lagu Negaraku yang berorkestra.[6]

Tun Bedur Aman mengundang banyak orang dari luar negeri. Sampai-sampai, untuk membuat kertas undangan, Pemerintah Malaysia harus menebang hutan Kalimantan dan mengambil tinta dari cumi-cumi laut Maluku.[7] Hal ini mereka lakukan untuk menyaingi Indonesia yang kemerdekaannya inisiatif sendiri dan tanpa mengundang orang Jepang.

Tun Bedur Aman kemudian berkata:
On behalf the Malaysian people, we thanks to the Brits kingdom....

sambil mengunyah permen karet lotte yang baru diberikan oleh Ratu Elizabeth II. Permen Karet Lotte ini kemudian dibajak Malaysia menjadi Ban untuk mobil Proton.[8]

Merdeka apa?

Kemudian dengan agak serak, karena kebanyakan makan lolipop dan menguyah permen karet, di hadapan orang Inggris dan Amerika juga tamu lainnya, Tun Bedur Aman meneriakkan kata-kata dibawah ini dengan cupu sambil mengangkat kelir (lebih dikenal di Indonesia dengan pewarna pastel). Gambar-gambar yang menunjukkan bahwa Tun Bedur Aman mengangkatkeris adalah sebenarnya salah, karena keris itu diedit dengan Adobe Photoshop oleh dinas Sensor Malaysia pada tahun 2007.[9]

Adapun kata-kata yang diucapkan Tun Bedur Aman cuma:
Merdekkka, Merdekkkkka
[sunting]
Setelah 1957

DN Aidit di Malaya

Setelah 1957, pastinya, Tun Bedur Aman lah yang menjadi PM. Setelah itu, semua masalah yang sama sekali tidak terduga terjadi.[10]Seperti contoh, masalah berpisahnya Tumasek dengan Malaya. Bedur dan Lee sempatlah berdebat akan hal ini. Tapi, nyatanya Bedur pun mengalah saja, dikarenakan Tumasek berjanji akan menampung penduduk China yang dianiaya di Malaya. Hal ini, disebut oleh Tun Gapar Baba, sebagai simbiotic mutualism antar Tumasek dan Malaya.

Masalah terbesar Bedur terbentur pada negara kakaknya, Indonesia. Soekarno telah mengucapkan deal dengan Bedur bahwa pada tahun 1960-an, Indonesia bolehlah membalas perlakuan Malaysia tahun 1957. Bedur tentu tidak bisa menolak. Dengan curang dan lihainya, Bedur menangis, merengek, mencumbu, dan merayu Ratu Elizabeth II (nama aslinya adalah Alizah B, orang melayu!). Elizabeth II tak tahan melihat Bedur menangis, dan memberikannya sebatang coklat merek Delfi. Tapi, apa kata Bedur?
Aku mau la mak, tu Indonesia, jadilah milikku, huhu..oh ye, sekalian mak, belikan aku rolls royce terbaru...huuu

Elizabeth II cuma bisa bilang, "ya lah nak, nanti makmu kirim tuh sekian puloh orang SAS". Bedur girang tak kepalang. Sayang, Indonesia bertindak sangat amat cepat. Sampai-sampai, Pabrik Lolipop YB PM dikuasai oleh TNI. Soekarno cuma memerintahkan, "Cekokin aja permennya satu-satu ke orang Malaysia di sana". Ternyata, itu cuma jebakan orang Malaysia. Rakyat Malaysia membawa keris, TNI bawa golok. Saat orang Malaysia melihat golok, mereka takjub. "Apa pulak tu?" kata seseorang. "Nah tu lah, kite belum punye kan?" kata Malaysia yang lain.

TNI cuma bilang, "kalau kau mau golok ini, ku gorok dulu kepala kau tu".

"Eh Tak nak lah, kite ni cuma mintak satu, berape mau kau?" kata orang Melesia tu. TNI kesel dan langsung bacok kepala orang Malaysia itu. Lagian, bacot amat jadi orang. Diduga, orang RELA di Malaysia meniru cara kerja ini dan Departemen Kebudayaan Malaysia mengakuinya (mengakui perilaku kekerasan) sebagai hal lumrah terhadap setiap pendatang dari Indonesia, katanya qisash.[11]

SAS mengaktifkan sinyal Voodonya

SAS kemudian datang. Walaupun Indonesia telah memakai tenaga Santet, tetap saja kalah dengan SAS yang memakai kolaborasi Voodo-Tech dan Bomoh Malaysia. Coba kalau seandainya hanya Malaysia tanpa SAS, kalah sudah Malaysia, seluruh bagian Malaya jadi tangan Indonesia.

Tahun 1965, beberapa orang Malaysia diam-diam datang ke Indonesia. Mereka adalah Datuk Nurdil Azis (DN Aidit), Nasrodeen (Njoto), Amsan Sapang (A Sjafroedin), dan Usman Wagan (Untung Wahono). Selama ini, orang-orang ini dianggap sebagai tokoh PKI. Nyatanya, mereka cuma orang suruhan FBI untuk menelisik ke Istana Tampaksiring dan mencuri disain batik disana. Tidak sekedar mencuri batik, mereka mencuri tari Reog saat kampanya PKI di Ponorogo dan tidak lupa menusuk beberapa orang Jenderal.

Sayangnya, mereka terlalu bego. Untung tertangkap seperti copet ketika di bus malam. Untung yang matanya jelalatan memang sudah masuk DPO beberapa hari kok. Lebih gokil lagi, mereka mencoba sok mendaulat di RRI, yang ingin dirubah menjadi Radio Republik Demokratik Malaya.[12]

DN Aidit tertangkap saat sedang menyembah mambang peliharaannya di lemari. Bau kemenyan ala karet Malaysia dengan mudah tercium oleh Kopassus yang pernah bertugas sewaktu Dwikora. Aidit lari-lari, seperti lagu Biarlah-nya Nidji. Sayang, bukan semakin jauh dengan TNI, malah semakin dekat. Tak ada waktu lagi. Dia kemudian melihat foto Boneka kesayangannya, Tedi. Ternyata itu cuma pancingan, dan tertembaklah ia di Wonogiri.[13]

2.Singapura
Penjajahan Singapura
Penjajahan adalah proses hegemoni mengesankan oleh satu negara atas negara lain biasanya untuk motif profit. Keuntungan dibuat dengan mendirikan tempat-tempat perdagangan yang kuat dalam negara terjajah. Secara historis, pulau ini, Singapura, adalah sebuah desa nelayan Melayu.Terbukti tempat ini menjadi luar biasa bermanfaat untuk memancing karena terletak di mulut sungai Singapore. Ini terjadi sebelum pendudukan Eropa tetapi sekarang Singapura dikenal dengan jelas sebagai negara kota pulau. Banyak suku asli dan cerita rakyat hidup di daerah perbatasan pulau dan sungai . Sejarah menyatakan bahwa British East India Company yang dipimpin oleh Sir Stamford Raffles telah mendirikan sebuah tempat perdagangan di pulau yang menjadikan Singapura sebagai pusat komersial paling makmur pada tahun 1989. Kekuatan militer Singapura, di bawah British East India Company juga menjadi unggul . Kekuatan militer sebuah negara identik dengan kekuatan negara. Hal ini membuat Singapura sebagai pusat dari modernitas itu sendiri yang ditentukan melalui keberhasilan komersial dan kekutan militer. Secara berkelanjutan , Singapura dahulu merupakan inti dari hegemoni Inggris di Asia Tenggara.
Kembali ke Atas

Pos Perdagangan Singapura
Menempatkan pendirian sebuah pos perdagangan di Singapura, pulau ini menjadi salah satu pelabuhan terpenting di dunia. Campur tangan Kerajaan Inggris di semenanjung Melayu selama tahun 1920-an, mentransformasi Melayu menjadi produsen utama karet dan timah. Karet dan timah diekspor dari pulau Singapura. Hingga akhir abad ke-19 Singapura merupakan pusat administrasi bagi Malaya sampai kemudian Kuala Lumpur telah dinyatakan sebagai ibu kota Singapura. Pada tahun 1934, pemerintah Inggris mencabut kontrol hegemoni dari East India Company dan rute perdagangan menjadi mudah ditembus. Hal ini dimungkinkan oleh perjanjian yang tidak adil pada tahun 1842. Perjanjian yang tidak adil adalah istilah umum untuk berbagai jenis perjanjian yang ditandatangani oleh sejumlah negara Asia Timur seperti Cina, Jepang dan Korea dengan kekuasaan barat selama awal abad ke-20. Pada saat itu dalam sejarah negara Asia tidak dapat menahan tekanan militer yang dikenakan kepada mereka oleh kekuasaan asing seperti perjanjian yang tidak adil yang ditandatangani oleh negara-negara Asia yang mengalami kegagalan militer.
Kembali ke Atas

Singapura dan perdagangan-dunia
Pengenalan kapal uap sebagai alat transportasi barang; transportasi ini dibuat lebih cepat dan murah karena kapal uap memiliki kapasitas yang lebih besar daripada kapal layar. Hal ini merupakan faktor utama yang berkontribusi pada perdagangan yang pesat di Singapura. Pembukaan Terusan Suez secara dramatis berdampak pada perdagangan karena waktu perjalanan ke negara-negara tetangga seperti dari Eropa ke Asia sudah sangat berkurang yang menyebabkan meningkatnya peluang bagi perdagangan Singapura. Kegiatan komersial yang bermanfaat bagi Singapura merupakan jenis perdagangan yang memberi manfaat pada pedagang dengan keuntungan mengimpor dan mengekspor barang tanpa harus membayar bea impor, biasanya pada margin keuntungan. Keuntungan dari perdagangan yang dilakukan dapat dicapai karena kondisi perdagangan dan kepentinngan perdagangan. Misalnya permintaan dari rempah-rempah di Eropa digabungkan dengan akar perdagangan yang kuat Singapura membuatnya sebagai pos perdagangan penting. Singapura membuat keuntungan dengan melabel barang dengan lebih tinggi dari harga pasar yang dianggap lebih besar dari harga aslinya. Di Singapura Kontemporer bentuk perdagangan ini dan membuat keuntungan telah digantikan oleh bea cukai daerah yang mengadakan pungutan pajak pada berbagai macam barang.
Kembali ke Atas

Pemerintahan Inggris di Singapura
Meskipun ekonomi meledak namun otoritas Inggris tidak mendanai pulau. Sebagai akibat dari pelayanan kesehatan masyarakat yang sangat diabaikan dan rakyat Singapura terkena penyakit seperti kolera dan cacar kecil. Kekurangan gizi menjadi kekhawatiran terbesar di kalangan orang-orang dan merokok candu adalah kejahatan sosial yang lazim.

Penduduk meningkat secara drastis dan saat itu perdagangan Inggris tidak terpengaruh oleh pemerintahan tidak mengganggu masalah-masalah negara. Tidak perlu mengatakan bahwa keuntungan adalah satu-satunya motif dari penjajahan dan rezim penjajah. Mereka merendahkan budaya asli dan mengangkat adat budaya, masyarakat dan ekonomi mereka ke pemujaan dimana mereka tidak lagi memahami kesulitan dari masyarakat lokal yang terjajah di bawah peraturan yang hegemonis. Pemerintahan Inggris yang tidak efektif, pertumbuhan ekonomi dari koloni; Singapura adalah satu-satunya yang penting bagi mereka. Mereka tidak memahami bahasa dan kebiasaan dari masyarakat setempat dan hanya menjadi penjajah tanpa tertarik dalam mengurusi aparat negara dan membantu pembangunan masyarakat.

Essay yang dikarang oleh Dario Fo, 'kulit hitam dan topeng putih' mejelaskan bahwa penjajah tidak pernah membuat sejarah bagi negara yang dirampas , mereka selalu membuat dan mengagungkan sejarah negara mereka sendiri. Itu mungkin alasan mengapa sejarah begitu cair di dasarnya, setiap negara memiliki perspektif yang berbeda tentang potongan sejarah dan studi pendudukan kolonial bertujuan pada pencabutan perspektif sentris Eropa dalam sejarah dan melalui proses sastra para penulis mengadopsi, mengadaptasi dan memahami yang bertujuan untuk merekonstruksi sejarah dan melahirkan sudut yang seimbang bagi pembaca.

Peraturan Inggris dicabut pada tahun 1942 dan tentara kekaisaran Jepang menyerang Singapura. Sebagai konsekuensi koloni Inggris yang telah diduduki oleh Jepang manjadi pos peperangan Singapore yang didukung oleh penguasa militer yang unggul. Peperangan Singapura telah terjadi ketika kekaisaran Jepang menyerang Singapura. Singapura adalah sekutu dari negara-negara yang bertentangan dengan Poros bangsa-bangsa selama Perang Dunia II. Poros bangsa-bangsa yaitu Jepang, Jerman dan Italia. Singapura merupakan pangkalan militer Inggris dan diberi gelar 'gibraltar of the East'. Hal mengejutkan bahwa Jepang menjatuhkan rezim kekaisaran dan kolonial dalam 8-9 hari, yakni, 7 Februari 1942 hingga 15 Februari 1942. Peperangan Singapore adalah penyerahan terbesar dari militer British East India Company. Churchill berkomentar bahwa jatuhnya Singapura ke Jepang adalah bencana terbesar dalam sejarah Inggris.
Kembali ke Atas


Sejarah Modern Singapura
Pada tahun 1965 Singapura menjadi negara yang independen dan bergabung dalam Persemakmuran Bangsa-Bangsa pada 9 Agustus 1965. Belakangan, Singapura di tahun 1965 secara resmi menjadi bagian dari Perserikatan Bangsa-Bangsa pada bulan September. Sejak, kemerdekaannya Singapura telah berhasil lolos dari belenggu hegemoni dan standar hidup mereka telah meningkat secara drastis.

Saat ini, Singapura berada di daftar teratas bagi wisatawan yang mencari surga di bumi. Investasi langsung asing meningkat dan peningkatan minat untuk memenuhi standar industri internasional telah merubah Singapura menjadi pusat daerah industri, pos perdagangan, pendidikan, urbanitas dan modernitas. Singapura hari ini membanggakan keunggulan fasilitasnya yang mengundang banyak orang datang dari berbagai negara dan dari semua jalan-jalan kehidupan. Perencanaan Industri dijabarkan ke dalam pelaksanaan oleh Albert Winsemius, ekonom Belanda dan Singapura meperoleh keuntungan dari perencanaan sosial dan ekonomi yang rapi. Berdasarkan peringkat GDP , Singapura adalah negara ke 5 termakmur di dunia. Untuk pertama kalinya dalam sejarah dana ekonomi Singapura telah diperas beberapa miliar dari cadangan resmi dengan izin Presiden sebagai bagian dari paket ketahanan pada 5 Februari 2009 di bawah bimbingan Menteri Keuangan Singapura, Tharman Shanmugaratnam. Cadangan resmi Singapura sendiri mencapai US $ 170,33 miliar. Menurut sebuah survei ekonomi Singapura menduduki peringkat 10 sebagai kota paling mahal untuk hidup di dunia. Ini adalah akibat dari penduduk yang dinamis dan kosmopolitan di Singapura yang hidup dalam keselarasan dan kekayaan dengan orang Cina lokal yang membentuk etnis mayoritas.

3.Brunei Darussalam
Inilah salah satu negara paling kaya di dunia. Salah satu simbol kekayaan itu adalah Istana Nurul Iman, tempat tinggal keluarga Sultan yang sangat besar dengan kubah berlapis emas. Material untuk interior dan eksterior disebut-sebut didatangkan dari Italia, Inggris dan Hong Kong.

Kekayaan negara beribukota Bandar Seri Begawan itu,berasal dari penjualan minyak

buminya yang menyumbang 92 persen dari total pendapatan nasional. Ladang minyak terpenting Brunei, terdapat di Seria, sebuah kawasan pesisir. Selain itu di ladang minyak lepas pantai Kuala Belait, Jerudong dan Ampar.

Dari sumur-sumur minyak itu, Brunei memproduksi 200-an ribu barrel minyak per hari. Angka itu di bawah produksi minyak Indonesia yang mencapai 1,5 juta barrel per hari. Namun wilayah Brunei yang hanya 5.765 km2 dan dihuni oleh 300-an ribu penduduk, membuat kemakmuran yang dicapai Brunei jauh di atas kemakmuran Indonesia. Pendapatan perkapita Brunei mencapai 15 ribu dolar AS per tahun.

Namun yang memutar roda perekonomian Brunei, bukanlah penduduk asli yang bersuku bangsa Melayu. Orang Cina menguasai perdagangan dan orang Inggris menguasai industri di negara yang wilayahnya dibatasi oleh Laut Cina Selatan di utara dan Malaysia di selatan, barat dan timur.


Masjid Bandar Sri Begawan

Kemakmuran yang dinikmati warga Brunei, menjadikan negara itu memiliki stabilitas politik dan ekonomi yang tinggi. Selain itu, mayoritas masyarakat juga cenderung tidak berpolitik. Mereka menyerahkan berbagai urusan pada negara di bawah kepemimpinan Sultan Hassanal Bolkiah. Sultan juga merangkap jabatan sebagai perdana menteri kepala pemerintahan dan menteri dalam negeri. Sedangkan jabatan strategis lainnya diserahkan pada adik-adik dan keluarga kerajaan.

Semula Brunei merupakan sebuah kerajaan kecil yang sempat berada di bawah kekuasaan Sriwijaya. Pada masa kejayaan Majapahit, Brunei memiliki hubungan baik dengan kerajaan-kerajaan di pulau Jawa dan di Kepulauan Nusantara lainnya seperti Sambas, Kutai, Banjar dan Bugis.

Brunei mengubah bentuk kerajaan menjadi kesultanan bersamaan dengan masuknya Islam ke sana, pada abad ke-15. Tahun-tahun berikutnya menjadi masa kejayaan kesultanan tersebut. Daerah kekuasaannya meluas hingga ke Filipina selatan. Saking jayanya, satu catatan sejarah menyebutkan Brunei menjadi tempat perlindungan yang aman bagi para perompak. Pasalnya, tak ada armada yang berani menyambangi Brunei.

Sepanjang sejarahnya, Brunei tercatat hanya mengalami dua kali pertikaian politik. Pertama, tak lama setelah kedatangan orang Eropa pertama di Brunei. Pada tahun 1521, pelaut Spanyol Magellan mendaratkan dua kapalnya di sana. Pemberontakan rakyat dipicu ketaksukaan mereka atas campur tangan orang asing dalam pemerintahan.

Paman Sultan, Raja Muda Hasim, yang menjabat perdana menteri gagal memadamkan pemberontakan itu. Akhirnya bantuan asing dipimpin petualang Inggris, James Brooke pun ikut campur tangan atas permintaan sultan. Sebagai bayaran atas kesuksesan Brooke menumpas pemberontakan, ia diangkat sebagai raja atas wilayah Kuching, Bau dan Lundu. Akhirnya, sejak 1888 Brunei menjadi daerah protektorat Inggris.

Pada 1962, terjadi pemberontakan rakyat yang kedua dipimpin oleh Azhari. Ia menuntut kemerdekaan Kalimantan Utara yang meliputi wilayah Shabah, Serawak dan Brunei. Namun pemberontakan yang memperoleh dukungan pemerintah Soekarno di Indonesia saat itu, berhasil dipatahkan tentara Inggris. Baru pada 1971, Inggris memberikan kebebasan untuk menjalankan pemerintahan sendiri kepada Brunei.

Meski cukup lama berada di bawah pengaruh kolonialisme Inggris, namun secara kultural Islam sangat mewarnai kehidupan rakyat dan pemerintah Brunei. Islam menjadi agama mayoritas (63 persen) yang dianut rakyat Brunei, kedua agama Budha (14 persen) dan Kristen (8 persen). Brunei memberikan pendidikan gratis pada masyarakatnya.n

4.Thailand
Lokasi
Negeri seluas 510.000 kilometer ini kira-kira seukuran dengan Perancis. Di sebelah barat dan utara, Thailand berbatasan dengan Myanmar, di timur laut dengan Laos, di timur dengan Kamboja, sedangkan di selatan dengan Malaysia (Peta).

Secara geografis, Thailand terbagi enam: perbukitan di utara di mana gajah-gajah bekerja di hutan dan udara musim dinginnya cukup baik untuk tanaman seperti strawberry dan peach; plateau luas di timur laut berbatasan dengan Sungai Mekong; dataran tengah yang sangat subur; daerah pantai di timur dengan resor-resor musim panas di atas hamparan pasir putih; pegunungan dan lembah di barat; serta daerah selatan yang sangat cantik.

Waktu
Jam di Thailand sama persis dengan Indonesia (GMT +7).

Iklim
Thailand memiliki iklim tropis yang ramah, dengan musim semi dari Maret sampai Mei, musim hujan - namun tetap banyak matahari - di Juni sampai September, dan musim dingin dari Oktober sampai Februari. Rata-rata suhu tahunan adalah 28 derajat C.

Sejarah
Kebudayaan Masa Perunggu diduga dimulai sejak 5600 tahun yang lalu di Thailand (Siam). Kemudian, datang berbagai imigran antara lain suku bangsa Mon, Khmer dan Thai. Salah satu kerajaan besar yang berpusat di Palembang, Sriwijaya, pernah berkuasa sampai ke negeri ini, dan banyak peninggalannya yang masih ada di Thailand. Bahkan, seni kerajinan di Palembang dengan Thailand banyak yang mirip.

Di awal tahun 1200, bangsa Thai mendirikan kerajaan kecil di Lanna, Phayao dan Sukhotai. Pada 1238, berdirilah kerajaan Thai yang merdeka penuh di Sukhothai ('Fajar Kebahagiaan'). Di tahun 1300, Sukhothai dikuasai oleh kerajaan Ayutthaya, sampai akhirnya direbut oleh Burma di tahun 1767. Jatuhnya Ayutthaya merupakan pukulan besar bagi bangsa Thai, namun tak lama kemudian Raja Taksin berhasil mengusir Burma dan mendirikan ibukotanya di Thon Buri. Di tahun 1782 Raja pertama dari Dinasti Chakri yang berkuasa sampai hari ini mendirikan ibukota baru di Bangkok.

Raja Mongkut (Rama IV) dan putranya, Raja Chulalongkorn (Rama V), sangat dihormati karena berhasil menyelamatkan Thailand dari penjajahan barat. Saat ini, Thailand merupakan negara monarki konstitusional, dan kini dipimpin oleh YM Raja Bhumibol Adulyadej.

Agama
Buddha Theravada adalah agama yang dianut lebih dari 90% penduduk Thai yang religius. Thailand juga sangat mendukung kebebasan beragama, dan terdapat umat Muslim, Kristen, Hindu dan Sikh yang bebas menganut agamanya di Thailand. Untuk alamat tempat ibadat, klik di sini.

Bahasa
Meskipun bahasa Thai hampir tak dapat dimengerti oleh wisatawan, namun bahasa Inggris dipahami luas di tempat-tempat utama seperti Bangkok, dan juga menjadi bahasa bisnis resmi di sana. Nama-nama jalan menggunakan bahasa Inggris di bawah bahasa Thai.

Satu keunikan yang kami temukan adalah adanya kemiripan dengan bahasa Indonesia yang berasal dari Sansekerta, seperti 'putra', 'putri', 'suami', 'istri', 'singa', 'anggur', dan sebagainya. Selain itu, biro penerjemahan juga banyak tersedia, baik untuk bahasa Thai, Inggris, dan Indonesia.

Formalitas
Warganegara Indonesia dengan tujuan liburan bebas visa selama 30 hari ke Thailand.

Keuangan
Mata uang Thailand adalah Baht, yang pada saat website ini dibuat setara dengan Rp 270. Bank-bank dan tempat penukaran mata uang banyak tersedia di Thailand. Hotel, toko dan restoran utama menerima kartu kredit internasional seperti Visa, Master Card, American Express dan Diners.

Transportasi
Bandara internasional Bangkok adalah Don Muang, yang terhubung dengan berbagai penerbangan dari seluruh penjuru dunia. Anda juga bisa melanjutkan perjalanan ke seluruh dunia melalui Don Muang. Selain itu, juga terdapat bandara internasional di Phuket, Hat Yai, dan Chiang Mai di utara Thailand.

Kereta api tersedia dari Singapura dan Kuala Lumpur. Di laut, banyak kapal berlayar menuju Thailand, misalnya cruise ship Star Virgo yang singgah di Phuket.

Transportasi di Bangkok

Transportasi umum di Bangkok antara lain BTS Skytrain, kereta bawah tanah, bis, taksi dan tuk-tuk. Anda harus menawar dahulu harganya sebelum naik Tuk-tuk ini.

Di sungai Chao Phraya, juga banyak terdapat taksi sungai atau perahu. Terdapat pula yang khusus untuk wisatawan, dilengkapi pemandu yang berbahasa Inggris.

PERINGATAN: Jika ada pengemudi taksi atau Tuk Tuk yang mengajak Anda ke suatu tempat tertentu, jangan mau. Tolaklah tegas (katakan "No, thanks"), kalau perlu ganti kendaraan. Untuk keadaan darurat, hubungi Tourist Police Center, Unicohouse Building, Soi Lang Suan, Phloen Chit Rd. Bangkok.

5.Myanmar
4 Januari 1948, Myanmar, yang sebelumnya bernama Birma, berhasil meraih kemerdekaan dari Inggris. Sejak abad ke-16, negara-negara Eropa, di antaranya Inggris, Belanda, dan Perancis, telah berebut sumber alam Myanmar yang kaya. Setelah terjadinya dua perang besar antara rakyat Myanmar melawan para penjajah, pada pertengahan abad ke -19, Inggris menguasai Myanmar secara resmi dan menyatukan Myanmar dengan India. Pada era Perang Dunia Kedua, Myanmar diduduki Jepang. Era pendudukan Jepang ini dimanfaatkan rakyat Myanmar untuk mengorganisir gerakan kemerdekaan mereka, dengan mendirikan Liga Rakyat Merdeka Anti-Fasis (AFPFL) di bawah pimpinan Aung San.

Setelah Jepang kalah, Inggris kembali ke Myanmar, namun karena melihat AFPFL telah berpengaruh besar di tengah rakyat, akhirnya Inggris sepakat untuk menyerahkan kemerdekaan kepada Myanmar. Dalam pemilu pertama Myanmar tahun 1947, anggota AFPFL terpilih sebagai mayoritas anggota parlemen. Namun tak lama kemudian Aung San dibunuh oleh lawan politiknya. Pengganti Aung San sebagai ketua AFPFL adalah U Nu yang kemudian terpilih sebagai Perdana Menteri pertama Myanmar.

6.Vietnam
Masa Pra-dinasti

Pada tahun 214 SM, beberapa tahun setelah Kaisar Qin Shihuang mempersatukan Tiongkok, ia mengirim bala tentara ke selatan Tiongkok untuk menaklukkan wilayah yang sekarang adalah Guangdong, Guangxi, Fujian dan utara Vietnam. Penaklukkan itu disertai dengan penaklukkan suku kuno Bai Yue. Setelahnya, Dinasti Qin mendukung migrasi suku Han secara besar-besaran ke selatan dan membentuk 3 provinsi di selatan.

Selang puluhan tahun kemudian, tahun 203 SM, Dinasti Qin terpuruk ke dalam kekacauan. Pada saat ini, pemimpin militer Qin di Nanhai (sekarang Vietnam utara), Zhao Tuo mengambil kesempatan ini untuk membentuk negara sendiri, Nan Yue, dengan Raja Wu. Ibukota negara Nan Yue berada di daerah Guangzhou sekarang. Namun, Nan Yue kemudian ditaklukkan oleh Kaisar Han Wudi dari Dinasti Han pada tahun 111 SM. Untuk lebih 10 abad selanjutnya, Vietnam utara secara langsung dikuasai oleh Dinasti Han, Dong Wu, Dinasti Jin, Dinasti Selatan, Dinasti Sui dan Dinasti Tang).
[sunting]
Masa Dinasti-dinasti

Pada 939 CE, orang-orang Vietnam berhasil mengalahkan militer Tiongkok di Sungai Bach Dang dan mendapatkan kemerdekaan setelah 10 abad di bawah kontrol Tiongkok. Mereka mendapatkan otonomi secara lengkap satu abad kemudian. Pada masa pemerintahan Dinasti Tran, Dai Viet mengalahkan tiga usaha invasi Mongol di bawah Dinasti Yuan. Tiga kali dengan pasukan yang sangat besar juga dengan persipan yang hati-hati untuk serangan mereka, tetapi tiga kali berturut-turut orang-orang Mongol dikalahkan sama sekali oleh Dai Viet. Secara kebetulan, pertempuran terakhir dimana jendral Vietnam Tran Hung Dao mengalahkan kebanyakan militer Mongol diadakan lagi di Sungai Bach Dang seperti nenek moyangnya kurang lebih 300 tahun yang lalu. Feudalisme di Vietnam mencapai titik puncaknya saat Dinasti Le pada abad ke 15, khususnya selama masa pemerintahan Kaisar Le Thanh Tong. Antara abad ke 11 dan 15, Vietnam memperluas wilayahnya ke arah Sealatan dalam proses yang disebut Nam Tien (Perluasan ke Selatan). Mereka akhirnya menaklukan kerajaan Champa dan banyak kekaisaran Khmer.
[sunting]
Masa kolonialisme Perancis

Kemerdekaan Vietnam berakhir pada pertengahan abad 19 AD (Setelah Masehi), ketika Vietnam dikolonialisasikan oleh Kerajaan Perancis. Pemerintahan Perancis menanamkan perubahan signifikan dalam bidang politik dan kebudayaan pada masyarakat Vietnam. Sistem pendidikan modern gaya Barat dikembangkan dan agama Kristen diperkenalkan kepada masyarakat Vietnam. Pengembangan ekonomi perkebunan untuk mempromosikan ekspor tembakau, nila (indigo), teh dan kopi, Perancis mengabaikan permintaan akan pemerintahan sendiri (self-government) dan hak-hak sipil yang terus meningkat. Sebuah pergerakan politik nasionalis dengan cepat muncul, dan pemimpin muda Ho Chi Minh memimpin permintaan akan kemerdekaan kepada League of Nations (Liga Bangsa-Bangsa). Tetapi, Perancis memelihara dominasi kontrol terhadap koloni-koloninya hingga Perang Dunia II, ketika perang Jepang di Pasifik memicu penyerbuan ke Indochina. Sumber daya alam Vietnam dieksploitasi untuk kepentingan kampanye militer Jepang ke Burma, Semenanjung Malay dan India. Pada tahun terkahir perang, pemberontakan nasionalis berpasukan muncul di bawah Ho Chi Minh, melakukan kemerdekaan dan komunisme. Menyusul kekalahan Jepang, pasukan nasionalis melawan pasukan kolonial Perancis pada Perang Indochina Pertama yang dimulai pada tahun 1945 hingga 1954. Perancis mengalami kekalahan besar pada Pertempuran Dien Bien Phu dan dalam waktu singkat setelah itu ditarik dari Vietnam. Negara-negara yang berperang dalam Perang Vietnam membagi Vietnam pada 17th parallel menjadi Vietnam Utara dan Vietnam Selatan sesuai Perjanjian Geneva (Geneva Accords).
[sunting]
Perang Vietnam

Pemerintahan komunis atas Vietnam Utara ditolak oleh Amerika Serikat (A.S.) atas kemiripannya terhadap Uni Soviet dan Republik Rakyat Cina (RRC). Ketidaksetujuan dengan segera muncul atas ide pemilihan umum dan reunifikasi (Vietnam Utara dan Selatan), dan A.S. mulai meningkatkan kontribusi penasihat militer, bahkan Soviet menyuplai tentara dan persenjataan untuk memperkuat militer komunis. Serangan kontroversial atas kapal A.S. di Teluk Tonkin memicu serangan militer A.S. terhadap instalasi milter Vietnam Utara dan penempatan lebih dari 500.000 tentara di Vietnam Selatan. Pasukan A.S. dengan segera dibingungkan oleh sebuah perang gerilya yang buruk dengan Viet Cong, milisi komunis Vietnam Selatan. Pasukan Vietnam Utara gagal dalam usaha penyerbuan terhadap Selatan pada 1968 Tet Offensive dan perang dengan segera menyebar ke negara tetangga Laos dan Kamboja. Dengan korban yang menggunung, A.S. mulai memindahkan tugas perjuangan ke militer Vietnam Selatan dalam proses yang dikenal sebagai Vietnamisasi. Usaha tersebut membuahkan hasil yang campur aduk, tetapi dengan dukungan A.S., Vietnam Selatan mampu bertahan. Perjanjian Damai Paris (Paris Peace Accords) pada 27 Januari 1973 mengakui kekuasaan tertinggi kedua belah pihak. Di bawah perjanjian, seluruh pasukan perang Amerika ditarik pada 29 Maret 1973. Pertempuran kecil tetap berlanjut, tetapi semua pertempuran besar telah berakhir hingga sekali lagi, Utara menginvasi dan menundukkan Selatan pada 30 April 1975. Vietnam Selatan dengan singkat menjadi Republik Vietnam Selatan, sebuah negara boneka di bawah kekuasaan militer oleh Vietnam Utara, sebelum secara resmi disatukan dengan Utara di bawah pemerintahan Komunis sebagai Republik Sosialis Vietnam pada 2 July 1976.
[sunting]
Pasca perang Vietnam

Dampak dari pengambil-alihan kontrol, komunis Vietnam melarang partai politik lain, menahan tersangka yang dipercayai berkolaborasi dengan Amerika Serikat dan memulai kampanye masal tentang kolektifisasi pertanian dan pabrik-pabrik. Rekonstruksi negara yang porak poranda akibat perang terjadi sangat lambat dan masalah kemanusiaan serius dan masalah-masalah ekonomi menghadapi rezim komunis. Pada 1978, Militer Vietnam menginvasi Kamboja untuk melepaskan bekas rekan mereka, Khmer Rouge, dari penindasan. Aksi ini memperburuk hubungan dengan RRT, yang meluncurkan serangan mendadak kepada Vietnam Utara pada 1979. Konflik ini menyebabkan Vietnam lebih semakin bergantung terhadap bantuan ekonomi dan militer dari Soviet.Dalam sebuah perubahan sejarah pada 1986, Partai Komunis Vietnam mengimplementasikan reformasi pasar bebas (free-market) yang dikenal sebagai Doi Moi (Renovasi). Dengan kekuasaan negara tetap tak tertandingi, kepemilikan pribadi atas pertanian-pertanian dan perusahaan-perusahaan, deregulasi dan investasi asing dipicu. Namun demikian, kekuatan Partai Komunis Vietnam atas semua organ-organ pemerintahan tetap kuat.
[sunting]
Đổi Mới

Pada perubahan sejarah pada tahun 1986, Partai Komunis Vietnam menerapkan reformasi pasar bebas yang dikenal sebagai Đổi Mới(Renovasi). Dengan kekuasaan negara yang tetap tidak terlawankan, kepemilikan swasta atas pertanian dan perusahaan-perusahaan, deregulasi dan investasi asing dipacu. Ekonomi Vietnam mencapai pertumbuhan yang cepat dalam produksi bidang pertanian dan perindustrian, konstruksi dan perumahan, ekspor dan investasi asing. Vietnam sekarang adalah satu di antara negara dengan pertumbuhan ekonomi tercepat di dunia.

7.Kamboja
Kerajaan Kamboja adalah sebuah negara berbentuk monarki konstitusional di Asia Tenggara. Negara ini merupakan penerus Kekaisaran Khmer yang pernah menguasai seluruh Semenanjung Indochina antara abad ke-11 dan 14.

Kamboja berbatasan dengan Thailand di sebelah barat, Laos di utara, Vietnam di timur, dan Teluk Thailand di selatan. Sungai Mekong dan Danau Tonle Sap melintasi negara ini.

Menjelang kemerdekaannya, Negara Kesatuan Republik Indonesia banyak membantu negara Kamboja ini. Buku - buku taktik perang karangan perwira militer Indonesia banyak digunakan oleh militer Kamboja. Oleh karenanya, para calon perwira di militer Kamboja, wajib belajar dan dapat berbahasa Indonesia.Perkembangan peradaban Kamboja terjadi pada abad 1 Masehi. Selama abad ke-3,4 dan 5 Masehi, negara Funan dan Chenla bersatu untuk membangun daerah Kamboja. Negara-negara ini mempunyai hubungan dekat dengan China dan India. Kekuasaan dua negara ini runtuh ketika Kerajaan Khmer dibangun dan berkuasa pada abad ke-9 sampai abad ke-13.

Kerajaan Khmer masih bertahan hingga abad ke-15. Ibukota Kerajaan Khmer terletak di Angkor, sebuah daerah yang dibangu pada masa kejayaan Khmer. Angkor Wat, yang dibangun juga pada saat itu, menjadi simbol bagi kekuasaan Khmer.

Pada tahun 1432, Khmer dikuasai oleh Kerajaan Thai. Dewan Kerajaan Khmer memindahkan ibukota dari Angkor ke Lovek, dimana Kerajaan mendapat keuntungan besar karena Lovek adalah bandar pelabuhan. Pertahanan Khmer di Lovek akhirnya bisa dikuasai oleh Thai dan Vietnam, dan juga berakibat pada hilangnya sebagian besar daerah Khmer. Peristiwa ini terjadi pada tahun 1594. Selama 3 abad berikutnya, Khmer dikuasai oleh Raja-raja dari Thai dan Vietnam secara bergilir.

Pada tahun 1863, Raja Norodom, yang dilantik oleh Thai, mencari perlindungan kepada Perancis. Pada tahun 1867, Raja Norodom menandatangani perjanjian dengan pihak Perancis yang isinya memberikan hak kontrol provinsi Battambang dan Siem Reap yang menjadi bagian Thai. Akhirnya, kedua daerah ini diberikan pada Kamboja pada tahun 1906 pada perjanjian perbatasan oleh Perancis dan Thai.

Kamboja dijadikan daerah Protektorat oleh Perancis dari tahun 1863 sampai dengan 1953, sebagai daerah dari Koloni Indochina. Setelah penjajahan Jepang pada 1940-an, akhirnya Kamboja meraih kemerdekaannya dari Perancis pada 9 November 1953. Kamboja menjadi sebuah kerajaan konstitusional dibawah kepemimpinan Raja Norodom Sihanouk.

Pada saat Perang Vietnam tahun 1960-an, Kerajaan Kamboja memilih untuk netral. Hal ini tidak dibiarkan oleh petinggi militer, yaitu Jendral Lon Nol dan Pangeran Sirik Matak yang merupakan aliansi pro-AS untuk menyingkirkan Norodom Sihanouk dari kekuasaannya. Dari Beijing, Norodom Sihanouk memutuskan untuk beraliansi dengan gerombolan Khmer Merah, yang bertujuan untuk menguasai kembali tahtanya yang direbut oleh Lon Nol. Hal inilah yang memicu perang saudara timbul di Kamboja.

Khmer Merah akhirnya menguasai daerah ini pada tahun 1975, dan mengubah format Kerajaan menjadi sebuah Republik Demokratik Kamboja yang dipimpin oleh Pol Pot. Mereka dengan segera memindahkan masyarakat perkotaan ke wilayah pedesaan untuk dipekerjakan di pertanian kolektif. Pemerintah yang baru ini menginginkan hasil pertanian yang sama dengan yang terjadi pada abad 11. Mereka menolak pengobatan Barat yang berakibat rakyat Kamboja kelaparan dan tidak ada obat sama sekali di Kamboja.

Pada November 1978, Vietnam menyerbu RD Kamboja untuk menghentikan genosida besar-besaran yang terjadi di Kamboja. Akhirnya, pada tahun 1989, perdamaian mulai digencarkan antara kedua pihak yang bertikai ini di Paris. PBB memberi mandat untuk mengadakan gencatan senjata antara pihak Norodom Sihanouk dan Lon Nol.

Sekarang, Kamboja mulai berkembang berkat bantuan dari banyak pihak asing setelah perang, walaupun kestabilan negara ini kembali tergoncang setelah sebuah kudeta yang gagal terjadi pada tahun 1997
[sunting]
Pembagian Administatif
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Provinsi Kamboja

Kamboja dibagi menjadi 20 provinsi (khett) and 4 kota praja (krong). Daerah Kamboja kemudian dibagi menjadi distrik(srok), komunion (khum), distrik besar (khett), and kepulauan(koh).
Kota Praja (Krong):
Phnom Penh
Sihanoukville (Kampong Som)
Pailin
Kep
Provinsi (Khett):
Banteay Meanchey, Battambang, Kampong Cham, Kampong Chhnang, Kampong Speu, Kampong Thom, Kampot, Kandal, Koh Kong, Kratié, Mondulkiri, Oddar Meancheay, Pursat, Preah Vihear, Prey Veng, Ratanakiri, Siem Reap, Stung Treng, Svay Rieng and Takéo
Kepulauan (Koh):
Koh Sess
Koh Polaway
Koh Rong
Koh Thass
Koh Treas
Koh Traolach
Koh Tral
Koh Tang
[sunting]
Geografi

Kamboja mempunyai area seluas 181.035 km2. Berbatasan dengan Thailand di barat dan utara, Laos di timurlaut dan Vietnam di timur dan tenggara. Kenampakan geografis yang menarik di Kamboja ialah adanya dataran lacustrine yang terbentuk akibat banjir di Tonle Sap. Gunung tertinggi di Kamboja adalah Gunung Phnom Aoral yang berketinggian sekitar 1.813 mdpl.
[sunting]
Ekonomi
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Ekonomi Kamboja

Perekonomian Kamboja sempat turun pada masa Republik Demokratik berkuasa. Tapi, pada tahun 1990-an, Kamboja menunjukkan kemajuan ekonomi yang membanggakan. Pendapatan per kapita Kamboja meningkat drastis, namun peningkatan ini tergolong rendah bila dibandingkan dengan negara - negara lain di kawasan ASEAN. PDB bertumbuh 5.0% pada tahun 2000 dan 6.3 % pada tahun 2001. Agrikultur masih menjadi andalan utama kehidupan ekonomi masyarakat terutama bagi masyarakat desa, selain itu bidang pariwisata dan tekstil juga menjadi bidang andalan dalam perekonomian di Kamboja.

Perlambatan ekonomi pernah terjadi pada masa Krisis Finansial Asia 1997. Investasi asing dan turisme turun dengan sangat drastis, kekacauan ekonomi mendorong terjadinya kekerasan dan kerusuhan di Kamboja.
[sunting]
Budaya

Angkor Wat, Kamboja

Budaya di Kamboja sangatlah dipengaruhi oleh agama Buddha Theravada. Diantaranya dengan dibangunnya Angkor Wat. Kamboja juga memiliki atraksi budaya yang lain, seperti, Festival Bonn OmTeuk, yaitu festival balap perahu nasional yang diadakan setiap November. Rakyat Kamboja juga menyukai sepak bola.

8.Laos
Sejarah Laos pada awalnya didominasi oleh Kerajaan Nanzhao, yang diteruskan pada abad ke-14 oleh kerajaan lokal Lan Xang yang berlangsung hingga abad ke-18, setelah Thailand menguasai kerajaan tersebut. Kemudian Perancis menguasai wilayah ini di abad ke-19 dan menggabungkannya ke dalam Indochina Perancis pada 1893. Setelah penjajahan Jepang selama Perang Dunia II, negara ini memerdekakan diri pada 1949 dengan nama Kerajaan Laos di bawah pemerintahan Raja Sisavang Vong.

Keguncangan politik di negara tetangganya Vietnam membuat Laos menghadapi Perang Indochina Kedua yang lebih besar (disebut juga Perang Rahasia) yang menjadi faktor ketidakstabilan yang memicu lahirnya perang saudara dan beberapa kali kudeta. Pada 1975 kaum komunis Pathet Lao yang didukung Uni Soviet dan komunis Vietnam menendang pemerintahan Raja Savang Vatthana dukungan Amerika Serikat dan Perancis. Setelah mengambil alih negara ini, mereka mengganti namanya menjadi Republik Demokratik Rakyat Laos yang masih berdiri hingga saat ini. Laos mempererat hubungannya dengan Vietnam dan mengendurkan larangan ekonominya pada akhir dekade 1980an dan dimasukkan ke dalam ASEAN pada 1997.Penghuni asli Laos adalah orang-orang Austroasiatik, yang hidup dari berburu dan meramu sebelum datangnya masa pertanian. Para pedagang Laos, yang cekatan dalam mengarungi sungai menggunakan kano, menggunakan jalur yang menembus pegunungan terutama sungai-sungai. Rute sungai yang paling penting adalah Mekong karena banyak anak sungainya memungkinkan para pedagang menembus jauh ke pedalaman, tempat mereka membeli hasil bumi seperti kapulaga, kapur barus, sticklac dan banyak makanan lainnya.[1]
[sunting]
Kerajaan Lan Xang

Kerajaan Lan Xang (berarti: sejuta gajah) berdiri pada tahun 1353. Di bawah pemerintahan raja Fa Ngum kerajaan ini menguasai tidak hanya Laos modern, tetapi juga sebagian wilayah Thailand. Para penerusnya, terutama raja Setthatirat, pada abad ke-16 turut membantu mengukuhkan agama Buddha sebagai agama utama di negeri tersebut.

Pada abad ke-17, kerajaan ini memasuki masa kemerosotan, yang ditandai dengan perselisihan dinasti dan konflik dengan negara-negara tetangga.

9.Filiphina
Sejarah Filipina dipercaya telah dimulai dengan kedatangan manusia pertama lewat jembatan darat paling tidak 30.000 tahun yang lalu[1] Kedatangan pertama orang-orang Barat yang tercatat adalah kedatangan Ferdinand Magellan di Pulau Homonhon, di tenggara Samar pada 16 Maret 1521[2]

Sebelum kedatangan Magellan, terdapat suku-suku Negrito yang menjelajahi pulau-pulau Filipina, namun mereka kemudian digantikan oleh orang-orang Austronesia. Kelompok-kelompok tersebut dapat digolongkan menjadi suku pemburu dan peramu, masyarakat kesatria, plutokrasi kecil, dan kerajaan maritim, yang kemudian tumbuh menjadi kerajaan, konfederasi dan kesultanan. Negara-negara prakolonial itu contohnya kerajaan Butuan, Cebu, Tondo, Maysapan, Maynila, konfederasi Madyaas, Negeri Mai, dan kesultanan Sulu serta Maguindanao. Negara-negara kecil ini berkembang paling tidak sejak abad ke-10. Meskipun kerajaan-kerajaan ini mencapai tatanan politik dan sosial yang rumit, serta melakukan perdagangan dengan daerah-daerah yang sekarang menjadi Cina, India, Jepang, Thailand, Vietnam dan Indonesia, tidak ada yang berhasil menyatukan kepulauan yang sekarang menjadi Filipina di abad ke-20.

Penjajahan dan pemukiman Spanyol dimulai dengan kedatangan ekspedisi Miguel López de Legazpi pada tahun 1565, yang mendirikan pemukiman San Miguel di pulau Cebu,[3] danlebih banyak lagi pemukiman ke utara, mencapai teluk Manila di pulau Luzon pada tahun 1571.[4] Di Manila, mereka mendirikan kota baru dan dengan demikian memulai era penjajahan imperium Spanyol, yang berlangsung lebih dari tiga abad.[5]

Pemerintahan Spanyol berusaha mencapai penyatuan politik seluruh kepulauan, yang sebelumnya terdiri atas berbagai kerajaan dan komunitas merdeka, namun tidak berhasil. Penyatuan Filipina baru berhasil pada abad ke-20. Spanyol memperkenalkan percetakan versi Eropa Barat, dan kalender Gregorian, dan juga cacar, penyakit kelamin, lepra, perang dengan senjata api. [6] Hindia Timur Spanyol diperintah dan diadministrasi sebagai bagian Kerajamudaan Spanyol Baru dari Meksiko dari 1565 sampai 1821, dan diadministrasi langsung dari Madrid dari tahun 1821 sampai akhir Perang Spanyol-Amerika di tahun 1898, kecuali pada selang singkat pendudukan Britania di Filipina (1762-1764). Orang-orang Cina, Britania, Portugis, Belanda, Jepang dan pedagang pribumi mengeluh bahwa Spanyol menekan perdagangan dengan pemberlakuan monopoli Spanyol. Misionaris Spanyol mencoba mengkristenkan penduduk dan umumnya sukses di dataran rendah utara dan tengah, pada akhirnya. Mereka mendirikan sekolah, universitas, dan rumah sakit, terutama di Manila dan pemukiman benteng-benteng Spanyol.

Revolusi Filipina melawan Spanyol dimulai pada April 1896, yang berpuncak di dua tahun kemudian dengan proklamasi kemerdekaan dan pendirian Republik Pertama Filipina. Namun Traktat Paris, pada akhir perang Spanyol-Amerika, memindahkan kendali atas Filipina kepada Amerika Serikat. Perjanjian ini tidak diakui oleh pemerintah Filipina, yang pada 2 Juni 1899, menyatakan perang terhadap Amerika Serikat. [7] Perang Filipina-Amerika yang kemudian terjadi berakibat korban dalam jumlah besar. [8] Presiden Filipina Emilio Aguinaldo ditangkap pada tahun 1901 dan pemerintah Amerika Serikat (AS) menyatakan konflik berakhir secara resmi pada tahun 1902. Para pemimpin Filipina pada umumnya menerima bahwa AS telah menang, namun permusuhan terus berlanjut dan baru mulai berkurang tahun 1913. Pemerintahan kolonial AS dimulai tahun 1905 dengan otonomi lokal sangat terbatas. Otonomi parsial (status persemakmuran) diberikan pada tahun 1935, dengan kemerdekaan penuh dari AS direncanakan pada tahun 1946. Persiapan untuk negara yang berdaulat sepenuhnya diinterupsi oleh pendudukan Kekaisaran Jepang selama Perang Dunia II. [4]

Dengan ekonomi yang menjanjikan pada dasawarsa 1950-an dan 1960-an, Filipina pada akhir 1960-an dan awal 1970-an mengalami kebangkitan aktivisme mahasiswa dan pergerakan sipil terhadap kediktatoran Presiden Ferdinand Marcos yang memberlakukan hukum militer pada tahun 1972.[4] Karena ikatan yang dekat antara AS dan Presiden Marcos, pemerintah AS terus mendukung Marcos meskipun pemerintahannya dikenal sangat korup dan melakukan pelanggaran hak asasi manusia secara meluas. Namun revolusi "People Power" pada tahun 1986 telah memakzulkan Marcos dan membawa kembali demokrasi di negara tersebut. Periode setelah itu ditandai oleh ketidakstabilan politik dan terganggunya produktivitas ekonomi.

Nah, itu dulu ya teman.. Kalau ada pengetahuan yang salah, bisa langsung coment di blog ini atau tulis di twitter saya. Semoga Bermanfaat !